Kamis, 24 November 2011

Chairul Tanjung - Dokter Gigi yang Gak Pernah Praktek

Mendengar nama Chairul Tanjung, bayanganku langsung terkenang dengan Alm. Papa, Azwar Tanjung. Ternyata ada salah satu orang terkaya di negeri ini yang bermarga sama dengan keluargaku.
Hmmmm.. cukup bangga dan sangat memberi motivasi kepadaku, bahwa kesuksesan tidak hanya dapat diraih oleh etnis tertentu saja, tapi bisa  ke semua orang. Semua itu tergantung dari kemauan seseorang untuk bekerja keras, tidak gampang menyerah dan selalu mempelajari kesalahan agar selalu menjadi lebih baik.

Kisah perjalanan Chairul Tanjung menuju kesuksesan:


Apa jadinya jika seorang calon dokter gigi justru merambah bisnis televisi? Jika ingin tahu jawabannya, lihatlah sosok Chairul Tanjung (CT), pebisnis asli pribumi yang kini namanya berkibar dengan grup TransTV dan Trans7. Berkat kesulitan ekonomi yang menderanya, termyata hal tersebut justru menjadi bekal mengasah ketajaman insting bisnisnya.

Saat kuliah di Fakultas kedokteran gigi Universitas Indonesia, pada periode tahun 1980-an, ia memang harus memenuhi kebutuhan kuliahnya sendiri. Meski terlahir dari keluarga yang cukup berada, karena perubahan keadaan politik, keluarganya terpaksa menjalani kehidupan seadanya. Dari rumah yang tergolong besar, mereka harus menjualnya, dan menyewa sebuah losmen yang sempit.

Namun ternyata, kesulitan ini justru membuat CT membulatkan tekadnya untuk kembali berjuang meraih kesuksesan, "Saya bercita-cita menjadi orang besar." Maka lepas dari SMA Boedi Utomo Jakarta, ia pun masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi UI. Kesulitan biaya kuliah membuatnya harus kreatif mencari dana untuk meneruskan sekolahnya. Maka, kelahiran Jakarta, 18 Juni 1962 ini pun lantas memulai bisnis kecil2an. Mulai dari berjualan buku kuliah stensilan, kaos, sepatu dan aneka barang lain dikampus dan kepada teman-temannya. Dari modal usaha itu, ia berhasih membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta. Sayang, karena sifat sosialnya - yang sering memberi fasilitas kepada rekan kuliah, serta sering menraktir teman - usaha itu pun bangkrut.

Namun rupanya, menjadi pebisnis telah memikat hatinya. Walau bangkrut, ia justru langsung mencoba usaha lain, kali ini di bidang kontraktor. Meski kurang berhasil, ia merasa mendapat banyak pelajaran dari bisnis-bisnis yang pernah ditanganinya. Dari bekal pengetahuan itu, ia memberanikan diri mendirikan CV pertamanya pada tahun 1984 dan menjadikannya PT pada tahun 1987. Dari PT bernama Pariarti Shindutama itu, ia berkongsi bersama 2 rekannya mendirikan pabrik sepatu. Kepiawaiannya menjaring hubungan bisnis langsung membuat sepatu produksinya mendapat pesanan sebanyak 160ribu pasang dari pengusaha Italia. Dari kesuksesan ini, bisnisnya merambah ke industri genteng, sandal dan properti. Namun ditengah kesuksesanya itu, rupanya mengalami perbedaan visi dengan kedua rekannya. Maka ia pun memilih menjalankan sendiri usahanya.

Ternyata, ia justru bisa makin berkembang dengan berbagai usahanya. Ia pun lantas memfokuskan usahanya ke tiga bisnis inti, yakni: keuangan, properti dan multimedia. Melalu tangan dinginnya, ia mengakuisisi sebuah bank kecil yang nyaris bangkrut, Bank Tugu. Keputusan yang dianggap kontroversial saat itu oleh orang dekatnya. Namun pengalaman bangkit dari kegagalan rupanya mengajarkan banyak hal. Ia justru mengangkat Bank itu, - setelah mengubah namanya menjadi Bank Mega - menjadi bank papan atas dengan omset diatas Rp 1 Triliun saat ini.

Selain itu, suami dari dokter gigi Ratna Anitasari ini juga merambah bisnis sekuritas, asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Kemudian di bisnis properti, ia juga telah membuat sebuah proyek prestisius di Kota Bandung, yang dikenal dengan Bandung Supermall, dan salah satu usaha yang paling melambungkan namanya yaitu bisnis televisi, TransTV. Pada bisnis pertelevisian ini, ia juga dikenal berhasil mengakuisisi televisi yang nyaris bangkrut TV7, dan kini berhasil mengubahnya jadi Trans7 yang juga cukup sukses.

Tak heran, dengan semua prestasinya, ia layak disebut sebagai "The Risining Star". Bahkan, baru-baru ini, ia dinobatkan sebagai orang terkaya Indonesia, di posisi ke-18, dengan total kekayaan mencapai 450 juta Dollar AS. Sebuah prestasi yang mungkin tak pernah dibayangkannya saat memulai usaha kecil-kecilan, demi mendapat biaya kuliah dulu.

Hal itulah yang barangkali membuat CT selalu tampil apa adanya, tanpa kesan ingin memamerkan kesuksesannya. Selain itu, rupanya ia pun tak lupa pada masa lalunya. karenanya, ia pun kini getol menjalankan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. "Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan" ungkapnya.

Selasa, 22 November 2011

Cinta Tanpa Syarat - Real Story

Banyak yang mengira bahwa kisah di bawah ini adalah kisah dari Bpk Eko Pratomo Suyatno, Presiden Direktur PT. Fortis Investment, namun yang sebenarnya adalah kisah ini adalah kisah dari Bapak Suyatno, yang menginspirasi bapak Eko pratomo berjuang bersama istrinya yang mengidap lupus sejak 11 tahun yang lalu. Kisah selengkapnya dari Bapak Eko Pratomo akan saya tampilkan di postingan berikutnya, saat ini yang akan saya tampilkan adalah kisah cinta sejati Bapak Suyatno.




Usianya sudah terbilang tak muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun, dan dikaruniai 4 orang anak.


Dari sinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja, Pak Suyatno sendiri memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi  dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat berbicara tapi selalu terlihat tersenyum. Untunglah tempatnya berkantor tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.


Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yang dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak-anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yang masih yang masih kuliah.

Pada suatu hari,, seluruh anaknya berkumpul dirumah menjenguk ibunya-- karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing-- Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu "agar semua anaknya dapat berhasil"


Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:


"Pak, kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak... bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" sambil air mata si sulung berlinang.

"Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian" Si sulung melanjutkan permohonannya.

"Anak-anakku.. Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sedah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian...*sejenak kerongkongannya tersekat*... kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaan seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaan seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit." Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu...

Sampailah akhirnya Pak Sutatno diundang oleh salag satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa...disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuan tidak sanggup menahan haru.

Disitulah pak Suyatno bercerita: "Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya, bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama.... dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintai apa adanya. Sehatpun belum tentu mencari penggantinya, apalagi dia sakit..."Sambil menangis


"Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah diatas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya.. "BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH".


Lintas Timur Sumatera - What a Wonderful Holiday with Fams

Hai.. Hai.. Balik maning inyonge... Hehehe. Kali ini ga ngebahas kerjaan, tapi mau share liburan Idul Fitri dari Jakarta ke Pekanbaru, pulang ke kampung halaman saya. Ya walaupun lebaran dah lewat lama, tetep gapapa to... Better late than nothing :).

Berawal dari plan awal taun ma istri yg pengen lebaran di Pekanbaru, rencana awal naik pesawat bertiga doang ma anak. Pas dah masuk bulan puasa, mulai nyari2 tiket pesawat deh. Dilalah adik ipar di Jogja ngabarin kalo dia dapat libur panjang juga, ya udah akhirnya mikir kasian kalo ditinggal, mending diboyong aja semua skalian ama mertua ke pekanbaru. Akhirnya diputuskan ga jadi naik pesawat, tapi ngerental APV biar bisa keangkut semua.

Setelah hampir sebulan berpuasa, H-4 pun tiba. Mobil dateng dianter ma orang rentalnya. Cek2 fisik bentar, tandatangan serah terima, mobilpun ditinggal. Tes awal, mobil dibawa ke sawangan, depok. Ampe sono kok ban belakang makin kempes, ama om ane disawangan disuruh buka, skalian belajar ganti ban kalo ada apa2 dijalan ntar. Setelah dibuka, ternyata emang ada paku nyang nempel, ya udin bawa ke tambal ban deh, Untung aja msh di Jakarta ketahuannya. Fiuuuhhhh....

H-3, hari keberangkatan, setelah pada ngumpul, termasuk tante dari cengkareng ikut pengen pulang kampung, kamipun meninggalkan rumah tepat pukul 15.00. Posisi duduk, ane nyetir, Opa (mertua) disamping ane, Tengah Oma, Leon (anak ane, 7 bulan), sama Mami (istri ane), belakang Jane (Adik ipar) sama Tante Bet (Adik nyokap).

Langsung meluncur ke merak lewat tol, sempat ada macet dikit gara2 ada kecelakaan. Pukul 17.00 Sore keluar tol merak, langsung disambut dengan antrian masuk ke kapal. Setelah mengantri dan jalan sedikit demi sedikit, akhirnya kamipun masuk kapal tepat pukul 01.00 dini hari (ngantri 8 jam boooww).

Leon digendong Oma waktu macet ngantri masuk kapal Feri

Mobil parkir di dek bagian bawah kapal, keluarga pun naik ke atas buat nyari tempat istrht.
Oiya, ampe jam segitu, Leon masih lom mau bo2 dari semenjak berangkat dr rumah, akhirnya setelah kapal jalan sekitar 1 jam baru doi bo2. Mungkin pengalaman pertama kalinya doi jalan jauh naik mobil, trus langsung naik kapal lagi.
Pukul 04.00, keluar dari kapal, langsung ambil jalan lintas timur, ga berani ambil jalan lintas pantai timur, soalnya masih sepi katanya. Jam 05.30 istrht di RM daerah bandar lampung, skalian bersih2 semuanya.
Pukul 07.00 start lagi, jam 12.00 udah deket perbatasan lampung - palembang, sepanjang jalan Leon bo2 terus, kecapean kali tadi malam begadang :). Ketemu RM Padang, istrht lagi skalian refreshing buat Leon maenan di lantai (gantian ane yg tidur, hooaaammm)

Leon maen di RM

Satu jam istrh dirasa cukup, kamipun lanjut ke arah Palembang. Masuk palembang tepat pukul 17.00, muter2 nyari tempat pempek, akhirnya yg masih ada cuma di pempek Pak Raden (soalnya pas jam buka puasa, jadi pada penuh, dan ternyata pempek Pak Raden ada cabangnya di jalan Pasar Minggu. hohohoho).

Jembatan Ampera

Setelah kenyang, sekitar jam 19.00 kami lanjut lagi jalan, rencana nginep di Jambi, tapi berhubung ane ngantuk banget, akhirnya kami nginep di hotel daerah sungai lilin sekitar pukul 23.00.
Keesokan harinya, pukul 09.00 kami start lagi dari sungai lilin. langsung tancap gas, mumpung jalannya mulus. Masuk perbatasan jambi - riau sekitar pukul 15.00, jalannya langsung bagaikan bumi dan langit, hancuurrr minaaaaa.... Provinsi yang katanya kaya, tapi ga terlihat kayanya. capee deh...
Akhirnya, setelah perjalanan selama 2 hari lebih, tibalah kami di rumah Mbah Mama (Panggilan nyokap ane buat cucu2nya) sekitar pukul 23.00. Leon pun langsung ambil posisi dikamar mbah mama. Berhubung tanggal 30 Agustus ga jadi lebaran, ane pun nyante aja ngobrol2 dulu ama keluarga dirumah. Oooowwhhhh...Home sweet home....

Foto-foto H-1:

Leon maen ma Ie Jane dihalaman rumah Mbah Mama

Sesi Foto Keluarga (Mumpung pada ngumpul yg dari Jakarta sama Papua)

Leon pun jadi model

Keluarga Kecilku :)

Ngeborong Sate Padang

Leon sama Mimi Weni

Maghriban di Mesjid Agung

Pas hari H make kamera lain, jadi ga kesimpen dijakarta :(

Foto-foto H+1:
Leon maen diayunan sama Mami

Dalang Cilik :)

Dah pada laper :)

Nara n Tante Jane (Jempolnya sama gede)

H+2, saatnya kembali ke Jakarta, dan berpisah sementara lagi dengan keluarga Pekanbaru :(.
Jam 07.00 meninggalkan rumah mbah mama, langsung ke Sekayu, Sum-Sel, ke rumah sepupu istri. Nyampe sekayu pukul 01.00 dini hari. Langsung disuguhi Duren sama Pempek Noni.. Hmmmm.. yummmmyyyy..
Berhubung dah capek, cuma bisa "ngembat" dikit doang :(
Pukul 08.00 start lagi dr sekayu, langsung menuju Bakauheni, masuk pelabuhan pukul 22.00, pukul 01.00 masuk kapal, tapi baru jalan jam 02.00 kapal meninggalkan sumatera. Pukul 04.00 merak udah keliatan, tp lom bisa sandar gara2 msh banyak antrian. akhirnya jam 06.00 kami keluar dari kapal dan langsung tancap ke rmh tante bet. Satu jam dr merak, kamipun sampai di rumah tante bet. istirahat bentar skalian sarapan, baru cabut ke pasar rebo.

Perjalanan yang sangat melelahkan, namun sangat menyenangkan. Lumayan bikin kapok istri jalan darat Jakarta - Pekanbaru. Hehehehe... Piss istriku sayang.. Muuaachh... :)

Planning lebaran tahun depan????
Hmmmm.. kayaknya menikmati kosongnya Jakarta lebih enak deh... :)


Senin, 21 November 2011

TUBING - URAT NADI PRODUKSI MINYAK

Bahasan selanjutnya dimulai dari yang paling kecil diantara produk OCTG, yaitu tubing. Tubing adalah pipa yang dimasukkan kedalam sumur minyak, dimana berfungsi sebagai pipa yang mengalirkan minyak dari dalam tanah ke permukaan, seperti yang telah saya sampaikan pada bahasan sebelumnya, tubing itu diibaratkan pipa paralon pada sumur air. Minyak yang dialirkan ke permukaan melalui tubing ini dapat mengalir dengan bantuan pompa yang dipasang dipermukaan ataupun pompa yang dipasang didalam sumur (Submersible Pump), maupun tanpa bantuan pompa, yaitu mengandalkan perbedaan tekanan antara tekanan bawah permukaan dengan tekanan di permukaan. Dimana menurut hukum Bernoulli, fluida mengalir dari tekanan yang tinggi menuju tekanan yang lebih rendah.
Contoh penempatan tubing pada sumur pipa:



Tubing terdiri dari berbagai macam size mulai dari 1" (biasa disebut macaroni tubing) hingga 4-1/2". Namun yang sering digunakan adalah ukuran 2-3/8", 2-7/8", 3-1/2", 4" dan 4-1/2".
Contoh spec dari tubing:

Perbedaan penggunaan tubing disetiap sumur disesuaikan dengan kemampuan produksi minyak dari masing-masing sumur tersebut. Contohnya apabila sumur tersebut mempunyai kapasitas produksi yang sangat besar setiap harinya dan juga mempunyai cadangan minyak yang sangat banyak, maka dapat menggunakan tubing dengan size besar. Namun bukan tidak mungkin apabila menggunakan tubing dengan size kecil, hal ini dilakukan bila tekanan didasar sumur masih besar, sehingga dengan menggunakan tubing size kecil dapat mengangkat fluida ke permukaan tanpa bantuan pompa. sehingga meminimalisasi biaya produksi dari sumur tersebut. Hingga tekanan didasar sumur sudah tidak mampu lagi mengangkat fluida, baru kemudian menggunakan bantuan pengangkatan buatan.
Setiap batang tubing, disambung dengan menggunakan ulir disetiap ujung pipa dan penyambung antar ulir disebut coupling (seperti pipa dgn diameter dalam sama besar dengan diameter luar pipa, dan bagian dalamnya diulir). Coupling dipasang disalah satu sisi pipa yang diulir, sehingga pada saat akan digunakan ke dalam sumur, pipa dapat disambung dengan menggabungkan pipa yang ada couplingnya dengan sisi pipa lainnya yang tanpa coupling, dan begitu seterusnya hingga pipa mencapai daerah yang akan diproduksi.
Untuk proses penguliran sudah dapat dilakukan di Indonesia, dan sesuai dengan peraturan BP Migas bahwa wajib bagi pengimpor pipa untuk melakukan penguliran didalam negeri.
contoh ulir pipa disalah satu sisi:
Contoh coupling:



Saat ini tubing seamless belum dapat diproduksi di Indonesia. Oil company di Indonesia masih mengimpor dari China, Canada, Jepang dll. Mari kita berharap segera ada pabrik yang dapat memproduksi pipa seamless di Indonesia, sehingga membuka ratusan bahkan ribuan lowongan kerja bila digabung dengan vendor-vendor yang akan bekerja sama dengan pabrik pipa tersebut. Sehingga kita tidak menjadi negara yang ketergantungan terus menerus, padahal kita memiliki hampir semua yang dibutuhkan untuk hal tersebut terwujud. Bahkan di China, saking banyaknya pabrik pipa seamless, beberapa pabrik diantaranya sudah termasuk dalam kategori industri kecil di China. Bayangkan berapa banyaknya pabrik di China, sedangkan di Indonesia yang merupakan salah satu pengguna pipa seamless terbanyak didunia, masih belum mempunyai satu pabrikpun dinegeri ini. Whats wrong with our government???
JANGAN PERNAH BANGGA DENGAN MAMPU MEMBELI, TAPI BANGGALAH DENGAN MAMPU MEMBUAT!!!


Kamis, 10 November 2011

OCTG - Apa sih yang dimaksud dengan OCTG??

Mungkin banyak yang masih belom tau apa itu OCTG yang menjadi main business di perusahaan tempat saya bekerja. OCTG adalah sesuatu yang sangat penting dan pasti dibutuhkan dalam setiap pengeboran minyak, gas maupun geothermal.  OCTG merupakan singkatan dari Oil Country Tubular Goods. OCTG terdiri dari 3 produk, yaitu Drill Pipe, Casing dan Tubing Pipe.
Drill Pipe (DP) adalah pipa yang digunakan pada saat pengeboran berlangsung, dimana pipa tersebut berfungsi sebagai penyalur/mengalirkan lumpur pemboran kedasar sumur agar sisa2 batuan yang hancur akibat dari pengeboran dapat terangkat ke permukaan.
Contoh gambar DP :

Casing adalah pipa yang dimasukkan ke dalam sumur setelah sumur dibor untuk kemudian dilakukan penyemenan agar dinding sumur yang telah dibor tersebut tidak runtuh dan menutup kembali sumur tersebut.
Contoh gambar Casing:

Tubing adalah pipa terakhir yang dimasukkan, dimana sumur telah diketahui mempunyai kandungan minyak yang bisa diproduksi. Tubing berfungsi sebagai pipa yang mengangkat fluida (minyak/gas/uap panas) ke permukaan dengan bantuan pompa ataupun dengan tenaga alami akibat dari perbedaan tekanan didalam sumur dengan tekanan permukaan.
Contoh gambar Tubing:

Cara pembuatan pipa tersebut terbagi menjadi:
1. Pipa yang berasal dari logam baja padat (billet) dengan diameter tertentu yang kemudian dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi kemudian dibolongi tengahnya dengan diameter tertentu menggunakan besi padat, sehingga membentuk pipa tanpa las/sambungan atau biasa disebut Seamless Pipe. Biasanya seamless pipe digunakan didalam sumur yang mempunyai tekanan cukup tinggi.




2. Pipa yang berasal dari lempengan baja yang ditekuk kemudian dilas dibagian tengahnya sehingga membentuk pipa. Pipa ini biasa disebut dengan ERW Pipe. Pipa ERW digunakan untuk tekanan yang rendah dikarenakan adanya las-lasan ditengah yang bisa mengakibatkan pecahnya pipa bila mendapatkan tekanan yang tinggi.

Untuk sementara, segitu dulu yang dapat saya berikan. Masih banyak lagi dipikiran saya yang belum tertuang ke blog ini. Akan saya lanjut lagi tulisan2 saya secepatnya kalau ada waktu senggang lagi :)

First Posting

Hai... hai... postingan ini sekedar untuk mengisi kekosongan sementara saya ngetik postingan yang lebih bermutu :hammer:.
Just wait a moment please... :)