Senin, 21 November 2011

TUBING - URAT NADI PRODUKSI MINYAK

Bahasan selanjutnya dimulai dari yang paling kecil diantara produk OCTG, yaitu tubing. Tubing adalah pipa yang dimasukkan kedalam sumur minyak, dimana berfungsi sebagai pipa yang mengalirkan minyak dari dalam tanah ke permukaan, seperti yang telah saya sampaikan pada bahasan sebelumnya, tubing itu diibaratkan pipa paralon pada sumur air. Minyak yang dialirkan ke permukaan melalui tubing ini dapat mengalir dengan bantuan pompa yang dipasang dipermukaan ataupun pompa yang dipasang didalam sumur (Submersible Pump), maupun tanpa bantuan pompa, yaitu mengandalkan perbedaan tekanan antara tekanan bawah permukaan dengan tekanan di permukaan. Dimana menurut hukum Bernoulli, fluida mengalir dari tekanan yang tinggi menuju tekanan yang lebih rendah.
Contoh penempatan tubing pada sumur pipa:



Tubing terdiri dari berbagai macam size mulai dari 1" (biasa disebut macaroni tubing) hingga 4-1/2". Namun yang sering digunakan adalah ukuran 2-3/8", 2-7/8", 3-1/2", 4" dan 4-1/2".
Contoh spec dari tubing:

Perbedaan penggunaan tubing disetiap sumur disesuaikan dengan kemampuan produksi minyak dari masing-masing sumur tersebut. Contohnya apabila sumur tersebut mempunyai kapasitas produksi yang sangat besar setiap harinya dan juga mempunyai cadangan minyak yang sangat banyak, maka dapat menggunakan tubing dengan size besar. Namun bukan tidak mungkin apabila menggunakan tubing dengan size kecil, hal ini dilakukan bila tekanan didasar sumur masih besar, sehingga dengan menggunakan tubing size kecil dapat mengangkat fluida ke permukaan tanpa bantuan pompa. sehingga meminimalisasi biaya produksi dari sumur tersebut. Hingga tekanan didasar sumur sudah tidak mampu lagi mengangkat fluida, baru kemudian menggunakan bantuan pengangkatan buatan.
Setiap batang tubing, disambung dengan menggunakan ulir disetiap ujung pipa dan penyambung antar ulir disebut coupling (seperti pipa dgn diameter dalam sama besar dengan diameter luar pipa, dan bagian dalamnya diulir). Coupling dipasang disalah satu sisi pipa yang diulir, sehingga pada saat akan digunakan ke dalam sumur, pipa dapat disambung dengan menggabungkan pipa yang ada couplingnya dengan sisi pipa lainnya yang tanpa coupling, dan begitu seterusnya hingga pipa mencapai daerah yang akan diproduksi.
Untuk proses penguliran sudah dapat dilakukan di Indonesia, dan sesuai dengan peraturan BP Migas bahwa wajib bagi pengimpor pipa untuk melakukan penguliran didalam negeri.
contoh ulir pipa disalah satu sisi:
Contoh coupling:



Saat ini tubing seamless belum dapat diproduksi di Indonesia. Oil company di Indonesia masih mengimpor dari China, Canada, Jepang dll. Mari kita berharap segera ada pabrik yang dapat memproduksi pipa seamless di Indonesia, sehingga membuka ratusan bahkan ribuan lowongan kerja bila digabung dengan vendor-vendor yang akan bekerja sama dengan pabrik pipa tersebut. Sehingga kita tidak menjadi negara yang ketergantungan terus menerus, padahal kita memiliki hampir semua yang dibutuhkan untuk hal tersebut terwujud. Bahkan di China, saking banyaknya pabrik pipa seamless, beberapa pabrik diantaranya sudah termasuk dalam kategori industri kecil di China. Bayangkan berapa banyaknya pabrik di China, sedangkan di Indonesia yang merupakan salah satu pengguna pipa seamless terbanyak didunia, masih belum mempunyai satu pabrikpun dinegeri ini. Whats wrong with our government???
JANGAN PERNAH BANGGA DENGAN MAMPU MEMBELI, TAPI BANGGALAH DENGAN MAMPU MEMBUAT!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar